inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Terakhir
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/09/terakhir.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Judul diatas bukanlah sebuah resensi dari buku yang baru saya baca tadi. Entahlah, saya ingin banyak mengungkapkan tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak yang berubah dalam kurun waktu dua setengah bulan, dan memang, itulah kehidupan. Saya baru sadar, bahwa saya kurang memberikan ruang pada naluri intuitif saya, untuk bertindak, untuk menjadi akar dalam tiap gerak sebab-akibat di papan biliar besar yang bernama kehidupan ini.
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Istirahat Babak Pertama Dalam Sebuah Pertandingan
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/07/istirahat-babak-pertama-dalam-sebuah.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Istirahat Babak Pertama Dalam Sebuah Pertandingan. Ada sebuah tanda, aku tak bisa ucap. Panggung sudah gelap, gelap jadi kalap. Aku bicara sendiri pada peluit yang membunyi. Waktu sudah henti, peluh mewanti. Kita tahu pertandingan belumlah usai. Dan juang jantung masih bertalu pada dada perisai. Tidak, simpan kartu truf yang dibuka nanti. Jangan kau balik dan ungkapkan semua isi hati. Kita tidak tahu kapan peluit akan lagi dibunyikan.
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Rumah
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/07/rumah.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Ilalang, lilaka, aku. Sepeda merah tedas bersandar. Pada batang pohon nangka. Pada sepi yang hinggap. Aku minta sebuah tanya, bukan jawab. Bukan kabut, bukan asap putih. Bukanlah sepi bila kupanggil rumahku ini. Written by Muhammad Farhan Maulana. Part-time poet, part-time student.
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Rahasia
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/09/rahasia.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Ada sebuah ungkap yang kuingin rahasiakan. Tapi jangan di bawa kemana-mana, ya. Kupikir ini waktu tepat untuk kita bicarakan. Dalam puisi waktu itu abadi, hanya percaya. Adalah gores kekal sampanye yang meledak. Seperti supernova di konstelasi kata-kata. Puisi yang terselip dalam halaman depan yang dimaafkan. Satu bukti bahwa kabut merah senama. Cinta itu sudah aku miliki dan lekas aku sampaikan. Sejak sekian lengang lamanya. Part-time p...
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Azalea
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/08/azalea.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Gelap dalam singkap ungumu. Kantung racun berbuah ranum. Bagai kuning nektar sunyi. Dari jantungmu adalah rumah. Bagi segala pejalan yang singgah. Sementara kabut dan darah. Mewangi manis selaksa sepah. Terangi setapak yang menelusur gelita. Pada pekarangan rumah yang jelita. Di samping lampu taman. Di sudut sebuah kolam. Ada kembang yang terdiam. Dalam bayangan di bawah merbau. Written by Muhammad Farhan Maulana.
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Gelita
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/08/gelita.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Secawan kopi: saksi maha saksi. Rindu yang bertelur pada krim susu. Malam: hapus nyeri dan nyeri. Jantung malam belum kutabuh. Malam, jalan panjang. Baik saja, sayang. Ini rindu sedang kuramu.". Yang tegar merindu kamu. Karena ada liku yang terlalu. Silau, jeram yang terlalu seram. Dan jurang yang terlalu curang. Maka dari itu lah,. Kopi ini: saksi maha saksi. Meraksikan lelap dan lelah. Jadi bantal hangat mencegar.
inquiry-the-new-dawn.blogspot.com
jukstaposisi.: Epos Sebuah Tubuh
http://inquiry-the-new-dawn.blogspot.com/2012/07/epos-sebuah-tubuh.html
Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan. Aku gelap yang silam. Taruh cahaya itu dalam buku. Dan baca diriku pelan-pelan saja. Seperti penyair, teliti beribu hati. Apa ada sajak yang berontak dari. Cukup baca mataku, ada. Dalam diam yang fana ada tasbih. Yang meluncur senantiasa karena engkau. Written by Muhammad Farhan Maulana. Part-time poet, part-time student.
SOCIAL ENGAGEMENT