gua-susun-utara.blogspot.com
Gua Susun Utara: Siasat Lumbung Palsu
http://gua-susun-utara.blogspot.com/2007/08/siasat-lumbung-palsu.html
Dua orang jatuh bersimbah darah segera dan segera diserat ke dalam semak-semak. Orang-orang yang menyertai penyerang kedua orang itu tampak meneteskan sesuatu di atas tetesa darah yang timbul saat kedua tubuh korban mereka bergesekan dengan tanah. Sekejap berkas merah kehitaman itu tampak mengepulkan asap kekuningan dan hilang tak meninggalkan jejak dan bahkan berbau wangi. Seakan-akan tiada lagi jejak bekas darah di sana. Kamu berdua, kemari! Perintah lokai kepada dua orang yang sudah dipersiapkannya...
gua-susun-utara.blogspot.com
Gua Susun Utara: Siluman Wanita Rambut Emas
http://gua-susun-utara.blogspot.com/2007/08/siluman-wanita-rambut-emas.html
Siluman Wanita Rambut Emas. Sebuah sikut dan dengkul secara bersamaan mengenai dada dan wajah seorang pemuda yang langsung terjengkang dan hidungnya mengalirkan darah. Ia tidak lagi bergerak-gerak. Sudah pingsan nampaknya. Ucap seseorang di dekatnya. "Engkau dapat menghajar orang itu dalam satu kali serangan.". Yang dipuji tampak cengagas-cengeges senang. Ia kemudian mengajak kedua temannya berlalu dari sana. Sahut salah seorang dari mereka yang segera diamini oleh yang lain. Seorang muda tampak duduk te...
seratus-hari.blogspot.com
Seratus Hari: Juli 2007
http://seratus-hari.blogspot.com/2007_07_01_archive.html
Demikianlah kisah dua orang anak yang tumbuh di bawah didikan guru yang berbeda, menghasilkan watak yang berbeda pula. Sikap saling menghargai satu-sama lain sampai saat ini tidak membuat keduanya bersilang kepalan. Entah nanti di suatu waktu di masa depan. Waktu pun terus berlanjut mengiringi orang-orang yang terus mencari ilmu untuk membuat hidupnya bermakna. DisanaMulut, 4.7.2007. Apa yang engkau dengar dari kejadian semalam di atas bukit itu? Dan kamu percaya itu? Sahabatmu itu adalah orang yang pint...
gua-susun-utara.blogspot.com
Gua Susun Utara: Juli 2007
http://gua-susun-utara.blogspot.com/2007_07_01_archive.html
Kira-kira hampir setahun yang lalu dalam malam berhujan deras. Rintihan seorang perempuan muda tampak samar-samar terdengar lirih di antara derasnya hujan yang menyapu bersih debu-debu udara malam di bagian selatan kota Kern. Sebuah rumah terbuat sebagian dari kayu berwarna hitam tampak terbuka jendelanya. Sinarnya lilin temaram menyajikan bayangan-bayangan yang bergerak naik dan turun dan bergerak meliuk-liuk. Engkau benar-benar perkasa malam ini! Akhirnya selesailah proses penyatuan itu. Dengan ker...
elemen-kekosongan.blogspot.com
Elemen Kekosongan: März 2007
http://elemen-kekosongan.blogspot.com/2007_03_01_archive.html
Ini yang namanya pantai, tepi daratan.," ucap seorang pemuda pada dirinya sendiri sambil berdiri memandang gulungan-gulungan kecil ombak yang saling susul dan bertumbuk burai. Pemuda baru saja tiba dari perjalannya dari arah utara menuju pantai tersebut yang terletak jauh di selatan. Batas dari tlatah tersebut dengan lautan. Pantai Selatan. Dengan berbekal Tenaga Air yang telah diturunkan oleh ayah dan ibunya, Ki dan Nyi Sura, Telaga dapat dengan mudah menyelami dan mempelajari gerakan-gerakan yang diaja...
penjara-kokoh.blogspot.com
Penjara Kokoh: August 2007
http://penjara-kokoh.blogspot.com/2007_08_01_archive.html
Suatu hari di pinggiran Gurun Besar, sebelah utara dari Gunung Berdanau Berpulau. Aku berjalan dengan kaki letih. Semangat yang tadi menggebu-gebu selepas keluar dari desaku, Nongt, tampak perlahan-lahan menguap bersama-sama dengan pasir-pasir yang semakin lama semakin merajam kaki yang telanjang. Nakh, kamu yakin hendak ke sana? Ucap ayahnya beberapa hari yang lalu. Kawan-kawanmu yang berangkat beberapa masa lalu belum ada yang kembali. Kita tunggu dulu kabar, ya? Itu mungkin mereka sudah lupa sama kita...
gua-susun-utara.blogspot.com
Gua Susun Utara: August 2007
http://gua-susun-utara.blogspot.com/2007_08_01_archive.html
Kalian berdua, tunjukkan kemampuan kalian! Ucap seorang bergaya jawara kepada dua orang yang baru datang. Sahut mereka berbarengan. Lalu mereka mengambil tempat dan mulai saling menyerang. Tendangan dan pukulan saling mereka lemparkan. Kelitan dan tipuan mengisi sela-sela benturan antara mereka. Begitulah suara suara saat kaki dan tangan mereka beradu. Setelah sekian lama tiada yang terlihat kalah atau menang, keduanya mencabut golok masing-masing. "Trangg! Juragan pasti senang nanti.". Di depan sebuah p...