ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: serikat candu iblis
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/serikat-candu-iblis.html
Senin, 09 Maret 2009. MUSIM panas sekali ini memang gila. Delapan purnama telah berlalu tanpa sekali pun turun hujan. Sungai mengering, danau berubah menjadi lembah tandus. Pepohonan banyak yang hanya tinggal ranting-ranting meranggas. Sawah sudah sejak lama menjadi pendataran liar yang terdiri dari bongkah-bongkah tanah kering kerontang dan alang-alang. Karena kayu jatinya merupakan kayu jati paling bagus dan tebal maka keseluruhan tandu itu memiliki berat tidak kurang dari dua ratus kati! Di samping it...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: asmara darah tua gila
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/asmara-darah-tua-gila.html
Senin, 09 Maret 2009. Asmara darah tua gila. 8220;Tertawa sepuasmu Tua Gila! Kalau nasibmu baik mungkin nanti kau masih bisa tertawa di akhirat! Mendengar ucapan orang, Tua Gila hentikan tawanya. Lalu seolah menyesali diri sendiri dia mengeluh dalam hati. “Sekian puluh tahun tidak pernah bertemu, tahu-tahu muncul. Tak dapat tidak dia datang membawa dendam lama! Luka-luka bekas gebukan musuh di tubuh dan kepalaku masih belum sembuh! Sekarang datang lagi penyakit baru! Kau bisa mengatakan begitu! Sika Sure...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: kisah si rase terbang
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/kisah-si-rase-terbang.html
Senin, 09 Maret 2009. Kisah si rase terbang. Musim dingin belum menyingkir dari daerah Utara. Gunung Tiang-pek-san masih mengenakan mantel salju yang putih bersih. Saat itu fajar mulai menyingsing dan timbunan salju memantulkan kembali cahaya matahari dalam beribu warna, seakan-akan beribu permata tersebar di situ. Dari bunyi mendesisnya anak panah yang tiba-tiba memecahkan kesunyian dengan cepat lagi nyaring itu, dapat diketahui betapa kuat tenaga orang yang melepaskannya. Akan tetapi setelah sekian lam...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: mayat anak tanpa kepala
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/mayat-anak-tanpa-kepala.html
Selasa, 10 Maret 2009. Mayat anak tanpa kepala. Mendengar kata-kata istrinya, Lu Sin Kong tertegun. Dia tahu sekali bahwa selama ini istrinya selalu memandang tinggi diri sendiri. Lagipula, selama ini, baik sendiri atau pun bergabung dengannya, entah sudah berapa banyak lawan yang mereka hadapi. Namun selama ini pula, dia belum pernah mendengar Sebun It Nio mengucapkan kata-kata yang demikian putus asa, padahal perang belum lagi dimulai. Oleh karena itu Lu Sin Kong terbungkam sampai sekian lama. Matanya ...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: godaan harta benda
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/godaan-harta-benda.html
Senin, 09 Maret 2009. Angin menerpa bendera besar itu sehingga terdengar suara berdesah-desah, warna dasarnya biru, diatasnya ada sulaman warna warni bergambar seekor harimau yang hidup sekali. Di bagian bawahnya ada sulaman tulisan empat huruf 'Tian Hou Piau Kiok’. Bendera itu memang tertancap di atas genteng gedung Tian Hou Piau Kiok (Ekspedisi Harimau Langit) itu. Walaupun Sebun It Nio tinggal di wilayah selatan, namun pada dasarnya wanita ini adalah ketua atau Ciangbunjin Tiam Cong Pai di Hun Lam....
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: neraka krakatau (wiro sableng 212)
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/neraka-krakatau-wiro-sableng-212.html
Minggu, 08 Maret 2009. Neraka krakatau (wiro sableng 212). Yang tidak dapat dipercaya. Namun ini adalah kenyataan. Sebuah perahu kecil meluncur deras seolah membelah air laut di selat Sunda menuju ke arah Barat Laut. Saat itu tengah hari tepat. Sang surya memancarkan sinarnya yang paling panas pada puncak ketinggiannya. Perahu tampak duduk seorang nenek berwajah angker. Memeang sebuah pendayung di. Syair nyanyiannya terasa aneh. Yang masih lengkap atas. Ternyata di atas perahu itu dia tidak sendirian....
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: dendam makin membara
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/dendam-makin-membara.html
Senin, 09 Maret 2009. Walau Lu Sin Kong berdiri mematung, tapi di telinganya terus mendengung ucapan Sebun It Nio. 'Sin Kong, kau harus ingat! Suara itu terus berdengung di dalam telinga Lu Sin Kong, sehingga membuat kepalanya terasa mau pecah. Kini suara yang mendengung itu berubah menjadi satu ucapan. 8220;Tidak boleh tersisa satu pun! 8220;Tidak boleh tersisa satu pun! Saat ini dalam hati Lu Sin Kong, menyerupai selembar kertas putih yang terdapat tulisan darah 'Balas Dendam'! 8220;Lu Cong Piau Tau, a...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: penjahat enam jari
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/penjahat-enam-jari.html
Selasa, 10 Maret 2009. Setelah tertawa kurang lebih selama sepeminum teh, suara tawanya baru tertahan oleh batuknya yang keras. Saat itu pula, dia merasa ada seseorang yang berjalan di sampingnya dan menepuk pundaknya dengan lembut. Terdengar orang itu berkata,. Sin Kong, jangan bersedih lagi. Seandainya Leng Ji benar-benar dicelakai orang, berarti musuh yang kita hadapi bukan orang sembarangan. Kita harus mengumpulkan kekuatan untuk membalas dendam anak kita.". Seandainya Leng Ji dicelakai orang? Cara y...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: pembalasan ratu laut utara
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/pembalasan-ratu-laut-utara.html
Minggu, 08 Maret 2009. Pembalasan ratu laut utara. DJAROT Pangestu mandi sepuas hatinya di bawah pancuran. Kedua tangannya sibuk menggosok daki tebal yang menyelimuti sekujur muka dan wajahnya yang bertampang menyeramkan oleh sebuah cacat guratan bekas luka yang dalam melintang, mulai dari mata kiri turun ke bawah dekat hidung sampai bibir. Seorang lelaki tua terbungkuk-bungkuk mendatangi membawa sebuah sarung lusuh. "Selamat bagimu Djarot! Bukankah siang ini kau akan keluar dari penjara? Orang tua itu m...
ceritakolosal.blogspot.com
cerita petualangan pendekar: sayap sayap terkembang
http://ceritakolosal.blogspot.com/2009/03/sayap-sayap-terkembang.html
Senin, 09 Maret 2009. Ketika kemudian kuda itu berlari menjauh, terdengar tepuk tangan seseorang sambil berseru, "Bagus Risang. Kau benar-benar telah berhasil. Kau memiliki kemampuan bidik yang sangat tinggi. Sambil mengendalikan kuda, kau berhasil mengenai sasaranmu dengan tombakmu.". Kuda itu berlari melingkar sekali. Kemudian berhenti di hadapan seorang yang kelihatan sudah tua meskipun tubuhnya masih tetap tegap dan kuat. Kakek yang mengajari aku," jawab remaja itu. Kakek memang memuji. Tetapi bu...