jungleromance.blogspot.com

setahundifakfak.wordpress.com

Menang! – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/2015/06/17/menang

My not so secret pensieve. Date: June 17, 2015. My lil sister wrote this.😉 I’m a proud brother, hehe. Kejadian bertahun tahun lalu itu kini menjadi jelas kembali. Aku yang duduk di deretan bangku paling belakang, berusaha keras memperhatikan Bu Zainab. Memang Bu Zainab terbiasa bicara serius, jarang bercanda, tapi biasanya selalu mengena. Mengena apalagi untuk menyadarkan kami muridnya. Ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang Ramadhan. Apa yang kalian dapatkan setelah Ramadhan ini? Bukan)...

setahundifakfak.wordpress.com

Senyum Terbawa Angin – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/senyum-terbawa-angin

My not so secret pensieve. Aku menghitung barisan kepala yang berjejer antri di depanku. Sepuluh. Aku mengumpat di dalam hati, melirik jam di pergelangan tangan. Sudah pasti akan terlambat. Aku hampir mengurungkan niat untuk ikut mengantri ketika handphoneku berbunyi. Rapat ditunda, boss is angry. You better buy something good,. Desis Depe di telingaku. Aku menutup handphone dengan gusar. Membuang nafas dari mulut. Kepalaku masih berdenyut-denyut sisa begadang semalam. Satu jam yang lalu Depe meneleponku...

setahundifakfak.wordpress.com

Emma (Happy Birthday, Jo!) – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/emma-happy-birthday-jo

My not so secret pensieve. Emma (Happy Birthday, Jo! Matahari hampir terbenam, sinarnya tak lagi terik dan menyilaukan mata, namun aku terlanjur enggan melepas kacamataku. Kulirik Emma yang memang sejak awal bersikeras untuk tak menggunakan benda yang menurutnya membuatku terlihat seperti belalang yang bodoh; ia menaruh mendatar tangan kirinya di atas alis, kedua mata menyipit. 8220;Indah sekali.” desisnya. 8220;Aku bicara tentang sunset ini.” ia berdecak gemas. Kini matahari sudah benar-benar tenggelam&...

setahundifakfak.wordpress.com

Ivan – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/ivan

My not so secret pensieve. Aku memijit hidungku yang tersumbat. Kepalaku juga masih berdenyut. Dengan cepat kuteguk sisa air putih di dalam gelas, mengizinkannya menyapu sisa obat penghilang nyeri yang baru kuminum. Lidahku pahit sekali rasanya. Kutuang lagi segelas air dan kembali kuhabiskan. Aku mengunyah permen pertama sambil membuka laptop. Kucoba merapikan file-file kerja itu. Saat itulah bel berdering. Kulirik jam di sudut kanan bawah layar. Siapa yang bertamu pada jam tiga pagi? Aku menggeleng pel...

setahundifakfak.wordpress.com

Kelabu Atas Langit – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/kelabu-atas-langit

My not so secret pensieve. Desingan mesin jahit itu berhenti. Aku yakin wanita itu sedang menatapku sekarang. Tapi kubiarkan saja. Kuteruskan memakai kaus kakiku. Ada wawancara kerja. jawabku datar. Mesin jahit tadi kembali berdesing. Jam berapa kau akan pulang? Aku menarik nafas panjang. Kupakai sepatuku. Kembali suara desingan itu berhenti. Ekor mataku menangkap bahwa wanita itu bangkit dari belakang mejanya. Kau akan pergi sekarang? Rahangku mengeras. Sebentar lagi. Aku akan makan di luar. Aku bangkit...

setahundifakfak.wordpress.com

Lebaran Kali Ini – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/2015/07/20/lebaran-kali-ini

My not so secret pensieve. Date: July 20, 2015. Jadi, setelah berkali-kali nulis buat blog tapi nggak kunjung juga di-post, — kebanyakan karena draftnya belom kelar dan keburu males ngelanjutinnya, hahaha — malam ini bertekad untuk beneran ngeblog. Tapi apalah daya, draft terakhir yang kemaren ditulis ternyata nggak kesimpen.😦. Nya, tapi ya udahlah ya… hihi). Boleh dikatakan hampir seluruh saudara dari sisi Ibu, adanya ya di kampung ini. Dari jam 10 pagi pake. Pulangnya sekitar jam 4 sore. Yak, missing ...

setahundifakfak.wordpress.com

Stories – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories

My not so secret pensieve. Starting from today, I will share some of short stories I write. I hope you can enjoy it and hopefully it will bring you pleasure as big as what I’ve felt during writing them. I’m just an amateur writer so your comment and suggestion would be appreciated. Have a good time reading! So far I’ve posted:. Bayangan di Cermin Itu. Cinta dan Sebatang Rokok. Emma (Happy Birthday, Jo! Maaf, Membuatmu Datang Malam Ini. Sehari Sebelum Pernikahan Laura. Sepenggal Senja Punya Madi. Selamat ...

setahundifakfak.wordpress.com

Di Tepi Sungai – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/di-tepi-sungai

My not so secret pensieve. Setiap kali melihat anak itu, aku tidak akan pernah melupakan ibunya. Aku tidak ingat persis kapan pertama kali mengenalnya. Sejauh yang bisa kukenang, ia salah satu teman bermain jika aku sedang liburan ke kampung kakek-nenek. Ia anak tetangga kakek-nenek. Dua rumah di sebelah kanan. Tepat di penghujung jalan. Setiap kali aku kembali ke kampung pada liburan berikutnya, aku akan melihat kalau Hena menjadi orang yang berbeda. Sebenarnya wajar saja, karena aku sendiri tidak p...

setahundifakfak.wordpress.com

Poetry – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/poetry

My not so secret pensieve. Jika aku punya cinta pertama. Itu puisi. I deleted junk emails this morning, and some others. I found some of my old poetry (old? I sent to certain someone and certain publishers. I felt bad, hahaha. Sure, they didn’t reply. *cried*. So I decide to open another page here just for my old poetry. Old means it has nothing with me now. I will post my ‘actual’ poetry at homepage so you really cannot relate anything from here to me, hahaha. So why did you post them anyway? Attitude v...

setahundifakfak.wordpress.com

Tak Semestinya – dibuang [sayang]

https://setahundifakfak.wordpress.com/stories/tak-semestinya

My not so secret pensieve. Aku mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu. Hendi menjulurkan kepala dari balik pintu kamar mandi. Ya. Yang itu. Sejurus kemudian ia keluar dari kamar mandi. Air masih menetes-netes dari rambutnya. Ia mengalungkan handuk ke leher, menjaga agar kaos putihnya tidak basah. Kemudian ia mendekati jendela, melihat ke luar. Lama juga hujannya. Apa kita berangkat saja? Aku mengangkat bahu. Terserah, kau yang bawa motor. Aku ikut saja. Aku sudah mencatat jadwal pameran buku i...