priyadi.net
Priyadi’s Place » Blog Archive » Solusi Teknis untuk Menertibkan Konten Premium
http://priyadi.net/archives/2011/10/18/solusi-teknis-untuk-menertibkan-konten-premium
Changing the world, one person at a time…. Laquo; Previous post. Next post ». Solusi Teknis untuk Menertibkan Konten Premium. Belakangan ini ramai diperbincangkan masalah ‘pencurian pulsa’ oleh penyedia layanan konten yang bekerjasama dengan operator selular. Intinya, banyak pelanggan operator selular yang merasa keberatan karena selama ini pulsa mereka banyak terpotong oleh ‘layanan’ yang sebenarnya tidak diinginkan. Saya sendiri pernah membahas sebuah cara. Content provider atau CP. Dengan analogi sede...
shmintarja.blogspot.com
Api Di Bukit Menoreh 2 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-2.html
Api Di Bukit Menoreh 2. Tetapi Agung Sedayu tetap membisu. Dan Demang itupun kemudian tidak berkata-kata lagi, setelah mereka naik kependapa. Dan tiba-tiba saja teringat pula olehnya, bahwa dipinggangnyapun terselip sebilah keris. Ia tidak tahu, apakah keris itu akan berguna baginya, atau malahan berbahaya baginya. Tetapi kakaknya memintanya untuk membawa keris itu. Demang itupun berbisik pula “Duduklah ngger. Biarlah aku sendiri yang membangunkannya”. 8221; bertanya Widura. 8221; bertanya Widura. 8221; ...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 19 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-19.html
Api di Bukit Menoreh 19. 8220;Pergilah. Terima kasih bahwa kau mau mendengarkan pesanku. Pesan seorang pengawal Kademangan Sangkal Putung. Jangan lupa, sebut kami satu persatu di hadapan Sidanti. Aku, adikku yang bertubuh sedang dan berwajah tampan seperti topeng Panji, yang satu gemuk bulat seperti kelapa. Kau telah mengenal nama-nama kami. Karena itu, maka …….”. Kau menjadi besar kepala karenanya. Tetapi akan datang saatnya, kepalamu itu aku penggal kelak.”. Argajaya berpaling pun tidak. Ia berjala...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 11 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-11.html
Api di Bukit Menoreh 11. Di kejauhan kemudian Tundun melihat dua anak buahnya yang bertugas di sisi Utara berdiri tegang menatap ke balakang gerumbul. 8220;Ayo, kemarilah,” berkata salah seorang penjaga itu, “apakah kau bernyawa rangkap? Tiba-tiba sekali lagi terdengar suara tertawa itu. Dan tiba-tiba muncullah dari balik gerumbul seorang anak muda yang lincah sekali. Sambil tertawa ia berdiri bertolak pinggang. Kemuadian katanya, “He, apakah laskar Tohpati tidak berangkat seluruhnya? Tundun memandang ke...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 7 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-7.html
Api di Bukit Menoreh 7. Ketegangan menjadi semakin memuncak karenanya. Masing-masing agaknya mempunyai perhitungan sendiri-sendiri. Sidantipun kemudian sudah bergerak diikuti oleh beberapa orang yang kebingungan, siap memasuki padesan dihadapannya. 8220;Kau jangan menghinanya” sahut Sidanti keras-keras. “Apakah kau sangka Untara terluka? 8221; Citra Gati tiba-tiba berteriak tak kalah kerasnya “Aku ambil alih pimpinan. Aku adalah orang yang memiliki kedudukan tertua diantara kalian. Ket kaka...8220;Perset...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 10 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-10.html
Api di Bukit Menoreh 10. Tetapi dengan berita itu, maka Sangkal Putung harus lebih berhati-hati lagi. Lawan mereka kini bukan saja Tohpati dan Sumangkar yang setiap saat dapat menyusup kedalam lingkungan mereka, tetapi juga Sidanti dan Ki Tambak Wedi yang apabila mereka kehendaki mereka akan dapat berjalan-jalan didaerah kademangan Sangkal Putung yang mereka kenal dengan baik. Karena itu maka mereka harus lebih berwaspada apabila malam-malam yang akan datang salah seorang atau dua tiga orang dari...Sehar...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 12 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-12.html
Api di Bukit Menoreh 12. BETAPAPUN kebimbangan bergelora di dalam batinnya, namun akhirnya Sumangkar itu tidak juga dapat membiarkan kekalahan demi kekalahan melanda pasukan murid kakak seperguruannya. Karema itu berkali-kali terdengar ia berdesah, kemudian menggeram. Wajahnya semakin lama menjadi semakin tegang. Dan orang tua itu menjadi semakin kuat menggenggam senjatanya. Sehingga sanakeling yang dengan tatag berani melawan Widura kini terpaksa bertempur dengan memeras segenap ilmu yang dimilikinya.
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 13 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-13.html
Api di Bukit Menoreh 13. TETAPI yang terdengar adalah suara tertawa lemah. Suara itu melontar dari balik sebatang pohon yang besar. Hampir bersamaan muncullah sebuah bayangan hitam, berjalan beberapa langkah mendekati mereka. 8220;Hem, kalian telah terbenam dalam kepentingan kalian masing-masing sehingga kalian tidak sempat memperhatikan saat-saat yang paling berbahaya dalam hidup seseorang.”. Agung Sedayu tersentak. Tiba-tiba dari mulutnya terdengar la berdesis, “Kiai Gringsing.”. 8220;Biarlah aku menco...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 16 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-16.html
Api di Bukit Menoreh 16. DALAM kegelisahannya, Ki Tambak Wedi itu kemudian berjalan mendekati desa Benda. Di sepanjang langkahnya, tak habis-habisnya ia mengumpat-umpat. “Akhirnya aku harus pergi juga ke desa itu. Lebih baik sejak semula aku kerjakan sendiri pekerjaan ini.”. Sejenak Ki Tambak Wedi menjadi berbimbang hati. Tetapi kemudian kembali ia bergumam, “Biarlah aku melihatnya pula. Orang-orang Pajang pasti berada di ujung jalan itu.”. Dalam pada itu Wira Lele masih berpacu dengan kudanya. Berun...
shmintarja.blogspot.com
Api di Bukit Menoreh 8 | mintarja
http://shmintarja.blogspot.com/2010/05/api-di-bukit-menoreh-8.html
Api di Bukit Menoreh 8. 8220;Jangan panggil dengan sebutan yang terlalu jauh. Panggillah dengan sebutan yang lebih dekat. Kakang. Juga kepada Untara lebih baik kau memanggilnya demikian” potong Widura. 8220;Ya” sahut Agung Sedayu “Aku lebih senang”. 8220;Baiklah” sahut Swandaru “Marilah, minumlah”. Widura dan Agung Sedayupun minum pula air jahe yang hangat. Dengan demikian maka keringat mereka semakin banyak mengalir membasahi tubuh mereka. Ki Tanu Metir menarik alisnya. Kemudian sambil tersenyum ia ...