coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: February 2007
http://coenpontoh.blogspot.com/2007_02_01_archive.html
Posted by coen husain pontoh at Saturday, February 24, 2007. Ketika musim dingin mulai benar-benar nyata di New York, sekira dua minggu lalu, saya dan istri terpaksa harus beli sepatu anti dingin. Di NY, sepatu jenis ini tidak bisa dikataka murah. Minimal harganya $60. Saya kemudian iseng-iseng mencaritahu ini sepatu produk mana sih? Soal sepatu produk Cina ini, saya ceritakan pada istri saya. Dia pun kaget, dia bilang kapan ya Indonesia dikenal di AS bukan dari bencana alamnya? 8220;Tapi, kalo kamu bisa...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: March 2007
http://coenpontoh.blogspot.com/2007_03_01_archive.html
Posted by coen husain pontoh at Tuesday, March 13, 2007. Penghujung Desember 2006. New York (NY) sudah memasuki musim dingin. Tapi, salju belum lagi turun. Orang-orang membicarakan, inilah untuk kali kedua sejak 1930an, musim dingin datang sepoi-sepoi. Udara NY, lagi tak beraturan. Kadang panas, kadang dingin, sebentar berangin, sebentar hujan. Hari ini pakai baju hangat, besoknya sudah pakai kaos oblong. 8220;Excuse me sir. Would you like to join us? 8220;I am sorry, what is this about? Pada mulanya, se...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: August 2007
http://coenpontoh.blogspot.com/2007_08_01_archive.html
Bakar Buku, Bakar Dunia. Posted by coen husain pontoh at Tuesday, August 21, 2007. Buku adalah jendela dunia.". Slogan ini saya baca pertama kali dari katalog buku penerbit Mizan, Bandung, pada awal dekade 90an. Dan saya percaya dengan slogan itu. Itu sebabnya, setiap terjadi pembakaran atas buku, saya selalu sedih dan marah. Para pejabat keji itu tak tahu, bahwa mereka tidak hanya membakar buku tapi, juga telah membakar dunia. Saya kemudian menulis surat kepada Arya, melalui rekan saya Andreas Harsono:.
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: Boroko
http://coenpontoh.blogspot.com/2007/08/boroko.html
Posted by coen husain pontoh at Sunday, August 19, 2007. Hari ini, iseng-iseng saya mencari desa saya, Boroko, di mesin pencari Google. Keisengan ini dipicu oleh rasa rindu tak terkira, sehabis membaca edisi khusus majalah Tempo. Menyambut 62 tahun kemerdekaan Indonesia. Saya memang secara khusus memesan majalah Tempo. Ke penjual majalah ini di New York, setelah melihat penggalan berita onlinenya. Saya ingin tahu, bagaimana liputan Tempo. 8220; Honey, honey. Bangun, bangun.”. 8220;Oh, jadi toh? Dan kini,...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: June 2006
http://coenpontoh.blogspot.com/2006_06_01_archive.html
Posted by coen husain pontoh at Friday, June 23, 2006. Awal tahun 2004. Washington D.C. Atas undangan pemerintah Amerika Serikat dalam Visiting Fellowship Program. Nya, saya akhirnya menginjakkan kaki di sini, setelah sebelumnya berada di beberapa negara bagian dan mengikuti semua jadwal yang sudah ditetapkan. Saya menunggu-nunggu saat ini. Berdiri di hadapan bangunan gagah bertuliskan The Library of Congress. Di ruang baca ini, saya seperti memasuki sebuah istana nan megah. Didesain agak melingkar d...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: Diskusi Kuba Dengan Nezar Patria
http://coenpontoh.blogspot.com/2008/04/diskusi-kuba-dengan-nezar-patria.html
Diskusi Kuba Dengan Nezar Patria. Posted by coen husain pontoh at Tuesday, April 01, 2008. Di masa-masa akhir kekuasaan Soeharto, Nezar, yang akrab dipanggil Inez, ini menjadi salah satu korban penculikan yang selamat. Setelah reformasi berlangsung, Nezar memilih karir sebagai wartawan. Dan saya kira, dengan pengetahuan dan pengalamannya, tak heran jika cepat menjadi bintang di Tempo. Berikut ini jalannya diskusi tersebut:. Edisi 01/XXXVII/25 Februari - 02 Maret 2008. Bulan di Atas Kuba. TAK ada yang aba...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: August 2005
http://coenpontoh.blogspot.com/2005_08_01_archive.html
Posted by coen husain pontoh at Tuesday, August 30, 2005. Membaca kepergian Cak Nur ke alam barzakh, seketika saya merasa sedih. Saya tak kenal dekat dengan Cak Nur, tak pernah pula bertegur sapa. Tapi saya merasa sangat dekat, sedekat urat leher, meminjam bahasa Al-Quran. Setelah malam itu, saya membaca buku-buku tentang pemikiran Islam. Saya mulai mengenal para intelektual Islam, mulai dari Dawam Rahardjo, Amien Rais, Imaduddin Abdurrahim, Gus Dur, Kuntowidjojo, hingga Jalaluddin Rahmat. Saya m...
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: Bakar Buku, Bakar Dunia
http://coenpontoh.blogspot.com/2007/08/bakar-buku-bakar-dunia.html
Bakar Buku, Bakar Dunia. Posted by coen husain pontoh at Tuesday, August 21, 2007. Buku adalah jendela dunia.". Slogan ini saya baca pertama kali dari katalog buku penerbit Mizan, Bandung, pada awal dekade 90an. Dan saya percaya dengan slogan itu. Itu sebabnya, setiap terjadi pembakaran atas buku, saya selalu sedih dan marah. Para pejabat keji itu tak tahu, bahwa mereka tidak hanya membakar buku tapi, juga telah membakar dunia. Saya kemudian menulis surat kepada Arya, melalui rekan saya Andreas Harsono:.
coenpontoh.blogspot.com
Coen Husain Pontoh: January 2007
http://coenpontoh.blogspot.com/2007_01_01_archive.html
Posted by coen husain pontoh at Saturday, January 06, 2007. Satu hari ketika lagi minum teh di kedai. Utan Kayu, saya didekati seorang lelaki. Ia mengajak bicara, gayanya santai dan santun. "Bung, apa mau menulis yang baik? Ok, kalau sudah tiba waktunya Bung akan saya beritahu," ujarnya. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan terbuka. Ia memberi kesempatan pada nara sumber untuk menjawab sebanyak-banyaknya. Sebisa mungkin jangan menggunakan pertanyaan tertutup, yang hanya melahirkan jawaban, 'ya'...Bung,...