sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: PESULAP ATAU PENJAJA WAJAH
http://sriruwanti.blogspot.com/2009/03/pesulap-atau-penjaja-wajah.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Minggu, 01 Maret 2009. PESULAP ATAU PENJAJA WAJAH. Disini wajah-wajah menyeringai cuma-cuma. Menjadi gerbong yang terjejer di jalan-jalan kota, perkampungan bahkan sampai ke ceruk duka. Menawarkan perubahan dengan mengucap beribu-ribu mantera yang tergelar pada mimbar-mimbar para pemimpi. Jika mantera tak jitu. Maka wajah tak laku. Kita terjejal pada rayuan untuk membeli. Bertengger di pagi, siang dan malam hari.
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: ZAMAN CINTA
http://sriruwanti.blogspot.com/2010/05/zaman-cinta.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Selasa, 25 Mei 2010. Seribu puisi yang kau berikan padaku. Seperti pesan-pesan yang terhembus lewat merpati. Sebagai sandi-sandi yang sulit terpecahkan. Mengapa kita harus berlama-lama menjadikannya rahasia? Bukankah lebih baik kita buka saja semuanya di meja makan. Tapi tetap saja kau ingin kita bersembunyi di bawah ranjang. Tidakkah kau tau, kolong ranjang ini terlalu sesak buatku. Jogja, Mei 2010.
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: SANDEKALA
http://sriruwanti.blogspot.com/2009/08/sandekala.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Rabu, 26 Agustus 2009. 8220; Hei las, ngapain kamu maghrib-maghrib berdiri di depan pintu. Ra ilok! San-de-ka-la, ingat yang ibu ceritakan itu”. Aku memutar leherku empat puluh lima derajat. Kulihat wajah ibu dengan kening dikerutkan. Huuuffff. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan aku mulai mengubur sandekala. Tapi tidak serta merta melupakannya. Khayalanku akhir-akhir ini adalah taman bunga. Di...8220;Kare...
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: ZAMAN CINTA
http://sriruwanti.blogspot.com/2010/05/zaman-cinta_25.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Selasa, 25 Mei 2010. Seribu puisi yang kau berikan padaku. Seperti pesan-pesan yang terhembus lewat merpati. Sebagai sandi-sandi yang sulit terpecahkan. Mengapa kita harus berlama-lama menjadikannya rahasia? Bukankah lebih baik kita buka saja semuanya di meja makan. Tapi tetap saja kau ingin kita bersembunyi di bawah ranjang. Tidakkah kau tau, kolong ranjang ini terlalu sesak buatku. Jogja, Mei 2010.
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: RINDU BASAH
http://sriruwanti.blogspot.com/2009/04/rindu-basah.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Kamis, 23 April 2009. Aku merindukan jejak hujan yang menapaki tanah. Pada pekarangan yang tak pernah terjamah. Sesaat setelah tak kutemukan rinduku. Mungkin angin telah membawa samar kabar itu. Kepada musism-musim lain yang tak pernah singgah. Lalu kuteruskan cerita pada jenuh musim kering. Angan tak berkesudahan tentang hujan. Dedaun yang sesekali jatuh ke tanah. Senyawa mereka rindukan hujan.
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: SEBILAH LIDAH
http://sriruwanti.blogspot.com/2009/06/sebilah-lidah.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Kamis, 04 Juni 2009. Dari semua sudut jiwaku. Ketika kata-kata adalah senjata. Untuk beribu kamuflase barisan warna. Entah untuk jawaban yang tak kutemu. Sebilah lidah menyayat, menusuk, merobek. Dan terus sembunyinya adalah ancaman. Menyemburkan agitasi tanpa henti. Hingga hilang semua eksistensi diri. Kemana mencari jalan pulang. Untuk sebuah nama yang tak lagi jelas bentuk serta rupa. Batam, Juni 2009.
sriruwanti.blogspot.com
Aku,puisi, dan cerita: DI HALTE
http://sriruwanti.blogspot.com/2009/02/di-halte.html
Aku,puisi, dan cerita. Pada setiap jengkal lingkar bumi, maka akan ada aku, puisi dan cerita. Jumat, 13 Februari 2009. Ingin kujinakkan liar jarum jam. Namun langkah terus memburu. Ditengah bau siang yang asam. 15 menit sekali adalah penantian. Sepotong karcis siap menghantar sampai tujuan. Tak ada kursi yang biasa tempat calon penumpang menunggu. Sudah digondol maling, semalam", kata penjual karcis sambil melintir kumis tipis yang tak manis. Peluh seperti bah yang menggenang. Pada ketiak dan lipatan paha.