ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Melihat Bintang
http://ketegaranku.blogspot.com/2013/06/melihat-bintang.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Jumat, 14 Juni 2013. Pada sauatu ketika, daerah tepat tinggal saya mati listrik di malam hari. Tentu saja suasana menjadi gelap. Suasana menjadi sepi. Orang enggan keluar, tanpa lampu kampung pun serasa kampung mati. Hanya ada titik-titik api kecil dari dalam rumah, menggunakan penerangan sementara, entah lilin atau lampu baterai. Bosan dalam rumah, saya memilih untuk duduk-duduk. Si Bapak tersebut kemudian menunjuk langit seraya menoleh kepada anaknya, ‘liat i...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Januari 2010
http://ketegaranku.blogspot.com/2010_01_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Sabtu, 30 Januari 2010. Berterimakasih : Menjadi Orang Yang Langka. Sudahkan kita berterimakasih hari ini kepada orang lain atas apa yang mereka lakukan kepada kita? Kepada yang menyediakan minum di pagi hari, kepada yang menyiapkan pakaian kita, kepada orang yang membantu kita ke tempat tujuan aktivitas kita, dan kepada orang-orang yang tak terhitung banyaknya yang melakukan sesuatu untuk diri kita? Karena ucapan berterimakasih pada dasarnya lahir karena respek, kar...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Desember 2009
http://ketegaranku.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Selasa, 01 Desember 2009. Berikut aku kisahkan tiga orang yang sungguh membuat aku merasa beruntung pernah ketemu dengan mereka,. Tiga orang yang menjadikan aku belajar tentang arti penting respek dan kejujuran, dan sikap rela melepas. Tentang anak kecil yang baik hati. Suatu siang pergi ke rumah. Bukanlah hal sulit, selalu ditempuh. Rumah yang ditanggalinya pun masih mengontrak. 8220;Om, nih coklat buat. 8220;wuah, terimakasih, kamu baik hati”. Tentu saja aku kaget,...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: April 2009
http://ketegaranku.blogspot.com/2009_04_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Minggu, 12 April 2009. Rahib Muda dan Kopi Nimatnya. Tersebutlah di sebuah Biara atau Vihara Buddha, di tengah Hutan. Di Thailand, vihara semacam ini memang sangat banyak. Ratusan rahib atau Bhikkhu yang tinggal di Vihara tersebut. Pada satu bulan tertentu. Hari yang ditunggu tiba juga. Bhikkhu muda itu sudah tak sabar membayangkan bagaimana sore ini bakal menikmati kopi yang hanya dapat di nikmati sebulan sekali. Hmmm. Satu menit, dua menit, tiga menit,. Menit…...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: September 2009
http://ketegaranku.blogspot.com/2009_09_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Sabtu, 19 September 2009. Cerita ini sudah lama saya dapatkan. Kalau tidak salah saya membacanya pada sebuah majalah anak-anak sewaktu masih SD. Lama cerita ini mengendap dalam pikiran saya sampai kemudian teringat kembali ketika mendengar irama yang dihasilkan tukang kayu yang bekerja memperbaiki rumah tetangga, sewaktu memaku. Ingatan akan cerita ini kembali muncul, setidaknya demikianlah yang saya ingat. Pada suatu waktu, hiduplah seorang kakek dengan cucunya.
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Juni 2013
http://ketegaranku.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Senin, 24 Juni 2013. Seorang teman baik yang kebetulan sedang. Di Jogja, menyampaikan keinginannya untuk mencoba makan Mie jawa., kuliner Jogja yang khas. Tentu saja, dengan senang saya mengajaknya ke salah satu tempat makan Mie Jawa yang cukup terkenal, di daerah alun-alun utara. Tempatnya sangat ramai, sehingga sudah biasa bagi pembeli bakmi Jawa di tempat ini untuk berbagai meja. Demikian juga kami malam itu. kami harus berbagi dengan dua orang bapak. Semua mengal...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Desember 2008
http://ketegaranku.blogspot.com/2008_12_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Rabu, 03 Desember 2008. Buku itu sebetulnya gak terlalu tua, namun karena covernya hilang, bahkan sobek hingga daftar isi maka keliatan kucel. Buku itu kepunyaan salah seorang temanku. Temanku sangat mengagummi isi buku itu, bahkan sangking sayangnya sama buku tanpa cover itu, dia bertekad tidak akan menyerahkan buku itu kepada siapapun. Dia juga menegurku ketika aku menyesali jemuranku yang kehujanan. 8220;Terus mau kamu apakan? Kamu memangis dan meraungpun tak akan...
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: September 2008
http://ketegaranku.blogspot.com/2008_09_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Jumat, 26 September 2008. Kita Butuh Pemalu dan Penakut. Juga tentang mitos tentang kepahlawanan yang selalu kita baca. Dari epos Bharatayuda tentang keberanian para satria Pandawa melawan ketidakadilan. Buku-buku sejarah juga akan mnggambarkan betapa gagah beraninya Pangeran Diponegoro atau Cut Nyak Dien dalan berperang melawan pendudukan Belanda. Atau heros. Abad 21 seperti Superman, Spiderman atau Rambo, mereka menjadi idola karena merupakan orang-orang pemberani.
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Oktober 2008
http://ketegaranku.blogspot.com/2008_10_01_archive.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Selasa, 07 Oktober 2008. Kelak Tidak Ada Lagi Maaf yang Terucap. Setiap lebaran kita dihadapkan pada rangkaian kata maaf yang terucap dari siapapun kepada siapapun. Sudah tentu ini adalah hal yang positif, yang sangat menyentuh. Betapa tidak. Jika masyarakat dengan kesadaran penuh saling meminta maaf, artinya kita sedang melangkah menuju ke arah yang lebih baik. Karena jajaran pemerintah dari pusat hingga RT, dari berbagai instansi, sudah menyampaikan ucapan maaf.
ketegaranku.blogspot.com
ketegaran: Ada Banyak Kesempatan
http://ketegaranku.blogspot.com/2013/06/ada-banyak-kesempatan.html
Belajar kearifan dari setiap keadaan. Senin, 24 Juni 2013. Seorang teman baik yang kebetulan sedang. Di Jogja, menyampaikan keinginannya untuk mencoba makan Mie jawa., kuliner Jogja yang khas. Tentu saja, dengan senang saya mengajaknya ke salah satu tempat makan Mie Jawa yang cukup terkenal, di daerah alun-alun utara. Tempatnya sangat ramai, sehingga sudah biasa bagi pembeli bakmi Jawa di tempat ini untuk berbagai meja. Demikian juga kami malam itu. kami harus berbagi dengan dua orang bapak. Semua mengal...