birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Stop Perang!
http://birai-metafora.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false.html
Rabu, 04 Juli 2012. By : Venice Lie. Apakah kiamat perlu lambang? Mengapa kita saling berperang. Sesama bangsa saling menyerang. Iri hati jangan ditimang. Beda pendapat tak jadi jurang. Marilah tangan kita bentang. Demi bangsa, menjadi tiang. Australia, China dan Jepang. Kalah jadi abu, menang jadi arang. Langganan: Poskan Komentar (Atom). Fly to the sky. Subscribe to birai-metafora by Email. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Oktober 2011
http://birai-metafora.blogspot.com/2011_10_01_archive.html
Sabtu, 15 Oktober 2011. Malam itu, Tisna tak bisa tidur. Sejak ia pulih dan diizinkan pulang dari rumah sakit, batin pria itu belum bisa merasa tenang. Ia masih mengingat wanita itu, juga suara jerit dan tangisnya yang masih saja bergaung dalam telinganya. Pria itu agak khawatir, sehingga pelan-pelan mulai meragukan keputusannya untuk berpisah dengan wanita itu. Tidak, mereka telah putus. Ia tak seharusnya terus memikirkan Intan, tapi ia tak bisa. Pria itu tertegun, menatap pintu rumahnya yang kini telah...
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Memilih Bibit
http://birai-metafora.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false.html
Kamis, 05 April 2012. By : Melly and friends. Setelah puas melihat-lihat, kami pun memilih bibit sayuran yang akan kami beli untuk ditanam di rumah, buat kebutuhan dapur. Seorang ibu pekerja memberi kami, kantung plastik untuk menampung seluruh bibit sayuran yang telah kami pilih. Semoga cita-cita kami untuk memiliki kebun sayur, bisa segera terwujud ya. Langganan: Poskan Komentar (Atom). Fly to the sky. Subscribe to birai-metafora by Email. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Agustus 2011
http://birai-metafora.blogspot.com/2011_08_01_archive.html
Kamis, 04 Agustus 2011. Tisna menatap wajahnya di cermin. Wajah elok itu kini tirus dengan dua kurva pelangi hitam mengiris permukaan kulit di bawah dua mata besar. Yang layu. Sorot mata besar itu tak lagi menghunus laksana pedang, mata itu kini bersinar sendu dengan kelambu air mata yang membayangi pelupuknya. Cahaya dian yang redup, juga tak mampu menyembunyikan kulit wajahnya yang pucat dengan butiran jerawat sebesar biji jagung yang merajah daerah pipi dan tengkuknya. 8220;Akrrrrgh .”. Ia menggigit u...
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Februari 2012
http://birai-metafora.blogspot.com/2012_02_01_archive.html
Selasa, 28 Februari 2012. Dara Berkain Tapis 2. Dara Berkain Tapis 2. By : Valley Yang. Serpihan embun di pagi hari. Menerpa wajah elok berseri. Indah jelita tak terperi. Selasa, 21 Februari 2012. By : Valley Yang. Jumat, 10 Februari 2012. By : Valley Yang. Suatu fajar nan teduh. Di negeri nun jauh. Buah tangan dari pesisir. Benang mas berjalin manis. Fly to the sky. Subscribe to birai-metafora by Email. Dara Berkain Tapis 2. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Juli 2012
http://birai-metafora.blogspot.com/2012_07_01_archive.html
Rabu, 04 Juli 2012. By : Venice Lie. Apakah kiamat perlu lambang? Mengapa kita saling berperang. Sesama bangsa saling menyerang. Iri hati jangan ditimang. Beda pendapat tak jadi jurang. Marilah tangan kita bentang. Demi bangsa, menjadi tiang. Australia, China dan Jepang. Kalah jadi abu, menang jadi arang. Fly to the sky. Subscribe to birai-metafora by Email. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Gadis Andalas Ujung
http://birai-metafora.blogspot.com/2012/03/gadis-andalas-ujung.html
Senin, 12 Maret 2012. By : Valley Yang. Biduk berlabuh di pesisir Lampung. Akhiri pengembaraan tak berujung. Seorang gadis jelita berbaju kurung. Bersulam tapis santun berkerudung. Dalam gerimis sore nan mendung. Di tanah berpasir elok berpayung. Di bawah nyiur diam termenung. Menatap langit kian lembayung. Kekasihku, gadis Andalas ujung. Kutitipkan pesan dalam relung. Rindu yang terus menggunung. Jangan biarkan jiwaku terapung. Di samudera luas tak tentu ujung. Langganan: Poskan Komentar (Atom).
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Hari Minggu Pagi Di CFD Dago Bersama Kereta-Kota YPBB
http://birai-metafora.blogspot.com/2013/10/hari-minggu-pagi-di-cfd-dago-bersama.html
Senin, 28 Oktober 2013. Hari Minggu Pagi Di CFD Dago Bersama Kereta-Kota YPBB. Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada YPBB yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menulis artikel tentang kegiatan YPBB yang diadakan di depan F.O Blossom, CFD Dago pada hari Minggu tanggal 27 Oktober 2013, pukul 6.00 – 10.00 pagi, melalui blog saya, Birai-Metafora sebagai media penulisannya. Menurut pendapat saya, kita sebagai warga masyarakat kota Bandung harus membantu wali kota Bandung te...
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: Oktober 2013
http://birai-metafora.blogspot.com/2013_10_01_archive.html
Senin, 28 Oktober 2013. Hari Minggu Pagi Di CFD Dago Bersama Kereta-Kota YPBB. Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada YPBB yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menulis artikel tentang kegiatan YPBB yang diadakan di depan F.O Blossom, CFD Dago pada hari Minggu tanggal 27 Oktober 2013, pukul 6.00 – 10.00 pagi, melalui blog saya, Birai-Metafora sebagai media penulisannya. Menurut pendapat saya, kita sebagai warga masyarakat kota Bandung harus membantu wali kota Bandung te...
birai-metafora.blogspot.com
birai-metafora: September 2011
http://birai-metafora.blogspot.com/2011_09_01_archive.html
Minggu, 25 September 2011. Pria itu jahat, ia kejam. Ia ingin pergi, setelah ia puas meminum darahku, memakan dagingku dan mengunyah tulangku. Aku selalu menganggapnya malaikat, aku memujanya bagai dewa, tapi ternyata ia hanya rubah yang licik dan tak berperasaan. Cintanya palsu, semua kata-katanya adalah kebohongan. Jika roda musim kembali berputar ke awal dan cinta itu akan kembali tumbuh dengan tunas-tunas baru, apakah wanita itu siap menerimanya? Tidak, ia tak siap. Ia tak siap memulai lagi dari ...