superemen.wordpress.com
[Review] Norwegian Wood – Haruki Murakami – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/11/review-norwegian-wood-haruki-murakami
Review] Norwegian Wood – Haruki Murakami. Setelah membaca novel ini, hal pertama yang terlontar di pikiran saya adalah, Suram. Ya, suram. Novel ini sangat suram, berisi lebih banyak musibah, kematian, masalah dan hal-hal menyedihkan lainnya. Novel ini mengisahkan dengan sangat baik tentang Cinta-Kematian-Hidup Seks. Masalah percintaan dalam novel ini benar-benar kompleks. Saya menyebutnya ‘mbulet’. Pun dengan kehidupan dan kematian, semuanya serba kompleks. Secara keseluruhan bagi saya Norwegian Wood ada...
superemen.wordpress.com
[Review] Cinta Tak Pernah Tepat Waktu – Puthut EA – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/11/review-cinta-tak-pernah-tepat-waktu-puthut-ea
Review] Cinta Tak Pernah Tepat Waktu – Puthut EA. Yeah, akhirnya saya bisa menulis review buku ini. Tapi sebelumnya maaf, karena ini pertama kali saya menulis review jadi harap maklum ya. Baiklah kita bahas mengenai buku yang sejak lama membuat saya penasaran ini. Dulu saya membeli buku ini di toko buku karena tertarik dengan judulnya, “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.” Apa maksudnya? Yang istimewa dari buku ini menurut saya adalah sudut pandang orang pertama yang digunakan mas Puthut EA untuk tokoh utamany...
superemen.wordpress.com
Haruskah? – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/07/28/haruskah/comment-page-1
Senin, 27 Juli 2015, tepat pukul 7.45 pagi. Sepagi ini aku sudah berada di Bandara Internasional Minangkabau. Naik bus dari Pariaman, turun di bawah Fly Over Duku, dan menumpang ojek sampai ke sini. Jangan tanya kenapa sepagi ini aku sudah berada di sini. Aku sendiri enggan menjawabnya. Sebelumnya aku tak pernah membenci hari senin, sampai hari ini aku membencinya seperti kebanyakan orang. Kau tahu, ternyata yang paling menyebalkan dari hari senin adalah berpacu dengan waktu. E: Iya. Berangkat ke? E: Gim...
superemen.wordpress.com
maukah kau kembali tertawa bersamaku? – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/14/maukah-kau-kembali-tertawa-bersamaku
Maukah kau kembali tertawa bersamaku? Di suatu waktu, kita berada dalam keadaan asing. Satu sama lain. Kita berada di dua tempat. Kau diujung, dan aku diujung satunya. Kau tak pernah melihatku, berbicara denganku. Aku pun begitu. Tangan Tuhan kemudian memainkan perannya. Kita digerakkan seperti dua bidak catur yang kemudian saling berhadapan. Aku malu. Kamu diam. Aku segan. Kamu Diam. Jadi, maukah kau kembali tertawa bersamaku? Click to share on Twitter (Opens in new window). Click to share on Pinterest ...
superemen.wordpress.com
July 2015 – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/07
Senin, 27 Juli 2015, tepat pukul 7.45 pagi. Sepagi ini aku sudah berada di Bandara Internasional Minangkabau. Naik bus dari Pariaman, turun di bawah Fly Over Duku, dan menumpang ojek sampai ke sini. Jangan tanya kenapa sepagi ini aku sudah berada di sini. Aku sendiri enggan menjawabnya. Sebelumnya aku tak pernah membenci hari senin, sampai hari ini aku membencinya seperti kebanyakan orang. Kau tahu, ternyata yang paling menyebalkan dari hari senin adalah berpacu dengan waktu. E: Iya. Berangkat ke? E: Gim...
superemen.wordpress.com
superemen – superemen
https://superemen.wordpress.com/author/superemen
Nyala Semangat Anak-Anak Sungai Nyalo. Sungai Nyalo urang mamukek. Kanai maco jo ambu ambu. Nak basuo yo indak ka dapek. Baok lalok di mimpi kok lai batamu. Suara ceria Bang Denis, Uni Ade dan Bang Nadir mengawali perjalanan kami dengan kapan dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Carocok di Tarusan, Pesisir Selatan. Kami menuju sungai nyalo, tempat yang disebut dalam lirik lagu Elly Kasim tersebut. Angin laut menyalami kami sepanjang perjalanan, gelombang yang tenang ikut mengantar kami. Gue bena...
superemen.wordpress.com
Malaikat Tomboy – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/09/malaikat-tomboy
Pukul delapan lewat sepuluh menit aku sampai di rumah. Aku tak langsung masuk, aku melepas sepatu dan tutuk di bangku yang terbuat dari bambu di teras rumah. Memandang jauh ke arah rasi bintang scorpio yang terlihat sangat terang malam ini. Yang terlintas di kepalaku saat itu adalah, itu bintang? Atau jangan-jangan cuma batu akik. Membayangkan itu aku jadi tersenyum sendiri. 8220;Ah, ganggu aja lu, Mel. Lagi asik-asik ngelamun, malah ngagetin,” gerutuku pada Mela. Jangan-jangan habis nonton bokep lu, ya?
superemen.wordpress.com
Akan Menjadi Sebuah Cerita – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/10/akan-menjadi-sebuah-cerita
Akan Menjadi Sebuah Cerita. Pukul 10.26 WIB, saya baru saja menyelesaikan buku “Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi,” yang ditulis oleh Aan Mansyur. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas dalam postingan kali ini. Saya ingin membahas diri saya sendiri setelah membaca buku ini. Dan buku Aan Mansyur ini menampar saya berkali, sekaligus memotivasi saya untuk menulis. Hal sekecil apapun. Hal seremeh apapun. Saya betul-betul larut dalam cerita yang ditulis dengan sangat baik oleh Aan Mansyur. Selanjutnya blog...
superemen.wordpress.com
Kita – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/14/kita
Kita hari ini adalah buku yang sedang ditulis dan akan kita baca puluhan tahun mendatang dalam bentuk kitab bernama kenangan. Click to share on Twitter (Opens in new window). Share on Facebook (Opens in new window). Click to share on Google (Opens in new window). Click to share on LinkedIn (Opens in new window). Click to share on Tumblr (Opens in new window). Click to share on Pinterest (Opens in new window). Click to share on Pocket (Opens in new window). August 14, 2015. Tumpahkan Di sini Air Matamu.
superemen.wordpress.com
[Review] Lelaki Terakhir Yang Menangis di Bumi – Aan Mansyur – superemen
https://superemen.wordpress.com/2015/08/11/review-lelaki-terakhir-yang-menangis-di-bumi-aan-mansyur
Review] Lelaki Terakhir Yang Menangis di Bumi – Aan Mansyur. Membaca buku Aan Mansyur yang satu ini seperti minum kopi pahit di pagi hari. Sesekali diselingi dengan cemilan kue-kue yang rasanya manis. Seperti itulah kira-kira saya menggambarkan buku “Lelaki Yang Terakhir Menangis di Bumi.”. Membaca buku ini, saya merasa sedang bercerita dengan Jiwa, pada sebuah meja dan kami saling berhadapan. Jiwa seperti bercerita dan saya seperti menjadi pendengar yang baik. Share on Facebook (Opens in new window).
SOCIAL ENGAGEMENT