teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: April 2007
http://teater-plonk.blogspot.com/2007_04_01_archive.html
Teater Plonk : : . Wednesday, April 25, 2007. Hujan Pagi di Lebaran Korban. Mangarai, 31 Desember 2006. Hujan, rupanya kau. Apakah akan ada korban banjir? Atau korban terus akan mengalir? Pondok Labu, 010107. Berlalu tanpa restu ibu. Sampailah aku di hilir waktu. Entah berapa kali terbentur batu. Entah berapa kali tersangkut kayu. Aku tak pernah tahu. Terus melangkah pulang berlabuh. Menemui sang ibu waktu. Apakah ia akan bertemu? Akhirnya waktu pun muncul dari abuabu. Lalu berkeliling mencari titik semu.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: Puisi
http://teater-plonk.blogspot.com/2007/04/puisi.html
Teater Plonk : : . Wednesday, April 25, 2007. Hujan Pagi di Lebaran Korban. Mangarai, 31 Desember 2006. Hujan, rupanya kau. Apakah akan ada korban banjir? Atau korban terus akan mengalir? Pondok Labu, 010107. Berlalu tanpa restu ibu. Sampailah aku di hilir waktu. Entah berapa kali terbentur batu. Entah berapa kali tersangkut kayu. Aku tak pernah tahu. Terus melangkah pulang berlabuh. Menemui sang ibu waktu. Apakah ia akan bertemu? Akhirnya waktu pun muncul dari abuabu. Lalu berkeliling mencari titik semu.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: Cerpen
http://teater-plonk.blogspot.com/2006/01/cerpen.html
Teater Plonk : : . Friday, January 27, 2006. Selama dua bulan penuh hari-hariku terjebak dalam kubangan berlumpur. Aku susah bergerak. Tekanan bertubi-tubi yang menghimpit diriku membuat kakiku tak mampu lagi diangkat. Badanku berada dalam lubang tanpa sela. Suaraku pun telah habis berteriak kencang tanpa ada yang dengar. Aku sudah tak tahan lagi untuk meneruskan kehidupan ini. Rasanya ingin bunuh diri. Tapi apa yang bisa dipakai? 8220;Bukankah inti dari pernikahan adalah komitmen, lantas apa bedanya?
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: October 2007
http://teater-plonk.blogspot.com/2007_10_01_archive.html
Teater Plonk : : . Friday, October 26, 2007. Menanti Kereta di Stasiun Balapan. Kereta yang datang satu satu. Seperti udara yang kau hirup. Melewati rel sampai ke paruparu:. Sambil menanti keberankatan selanjutnya. Diamdiam ada yang khawatir. Dengan alamat di tangan. Tentang kereta yang tak juga. By fahmi amrulloh at 18:09. Links to this post. Subscribe to: Posts (Atom). Masukkan istilah pencarian Anda. Menanti Kereta di Stasiun Balapan.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: January 2006
http://teater-plonk.blogspot.com/2006_01_01_archive.html
Teater Plonk : : . Monday, January 30, 2006. Links to this post. Saturday, January 28, 2006. Ibu hanya berpesan cari dirimu dalam dirimu. Kalau terpaksa adopsi orang lain, jangan pernah menyebut orang lain itu, anggaplah itu adalah punyamu yang dipinjam orang lain, dan kini kau ambil kembali. Ciputat, 01:05, 15 Januari 2005. Links to this post. Friday, January 27, 2006. Links to this post. Links to this post. Menempel eratkan hangat tubuhmu. 21 Januari 2006 13:8. Menyembulkan empuknya nafsu yang segar.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: MISKIN KESOMBONGAN
http://teater-plonk.blogspot.com/2006/01/miskin-kesombongan.html
Teater Plonk : : . Saturday, January 28, 2006. Ibu hanya berpesan cari dirimu dalam dirimu. Kalau terpaksa adopsi orang lain, jangan pernah menyebut orang lain itu, anggaplah itu adalah punyamu yang dipinjam orang lain, dan kini kau ambil kembali. Ciputat, 01:05, 15 Januari 2005. Subscribe to: Post Comments (Atom). Masukkan istilah pencarian Anda.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: PUISI
http://teater-plonk.blogspot.com/2006/01/puisi.html
Teater Plonk : : . Friday, January 27, 2006. Wajah kita entah telah kemana? Atas nama mode dan modernitas. Bagaikan darah tersiram air kulit kita terkelupas. Atas nama globalisasi kita menciut menggigil takut terhempas. Wajah kita entah telah kemana? Atas nama trend dan trendi. Kita hilang rupa tertutup bedak dan gincu-gincu impor. Wajah kita entah telah kemana? Atas nama gaya dan gairah. Kita hilang rasa tertabur Mc Donald. Wajah kita entah telah kemana? Atas nama keren dan karena ita-itu.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: PUISI
http://teater-plonk.blogspot.com/2006/01/puisi_26.html
Teater Plonk : : . Friday, January 27, 2006. DEMI YANG TAK PERNAH. Demi tangis yang tak pernah terisakkan. Demi senyum yang tak pernah tersunggingkan. Demi tawa yang tak pernah terbahakkan. Demi omong yang tak pernah terucapkan. Demi pandang yang tak pernah tersorotkan. Demi sakit yang tak pernah terkeluhkan. Demi ingin yang tak pernah tersampaikan. Demi buat yang tak pernah terlaksanakan. Demikian semuanya tak pernah terjadikan. 20 januari 2006 00:58. Dalam kebisuan kegelapan malam. 20 januari 2006 01:14.
teater-plonk.blogspot.com
.....::::Teater Plonk ::::.....: July 2007
http://teater-plonk.blogspot.com/2007_07_01_archive.html
Teater Plonk : : . Wednesday, July 25, 2007. Anak kecil itu sangat sibuk dimainkan video game. Suatu saat dia sangat marah karena dihina habis-habisan oleh kehidupan yang dimainkan. Suatu saat dia berjingkrak, karena dia bisa menginjak teman-temannya. Nyawa yang dibelinya di counter berjatuhan. Tiba-tiba pula ia minta nyawa ibunya untuk melawan kawannya. Links to this post. Subscribe to: Posts (Atom). Masukkan istilah pencarian Anda.